Senin, 30 Maret 2015

different



Ketika semua orang menjauh, aku mencoba untuk bertahan. Entah. Seakan dunia berputar 180 derajat. Aku tak menyangka ini akan terjadi. Menurutku, Ini bukan salahku. Tapi, persepsi orang berbeda-beda, dan aku tak bisa menyamakan persepsi itu, karena meraka, telah melihat sensasi diawal.
                Aku berusaha kuat untuk menjadi yang terbaik diantara  mereka semua. Baik itu keluarga, saudara, sahabat, teman dekat, bahkan semuanya. Namun, apakah itu akan menjadikanku kuat? Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, aku rapuh, tonggaku sudah rapuh. Tak ada lagi. Hanya atas dasar itukah? Mereka tak mempercayai aku lagi? Tuhaan.. apa lagi ini? Rintihku selalu demikian
                Aku berusaha hidup senormal mungkin, ayah ibuku orang terhormat dikampung, temen-teman dekatku menghargaiku, mereka  amat mulia, tak pernah memarahiku. Terkadang aku merasa mereka berlebihan dalam hal  memperlakukanku seperti demikian. Sangat santun, seakan aku orang yang patut untuk dihormati dan diberikan sopan santun. Dan setiap kali aku bertanya. Mengapa mereka seperti itu dalam menghadapiku? Mereka hanya menjawab itu kelebihanmu Sarah. Kau patut mendapatkan itu. Selalu seperti itu.
                Terkadang aku merasa  risih atas apa yang mereka lakukan untukku. Aku terbilang perempuan paling rapih diantara mereka. Bajuku selalu menutupi bagian belakangku. Kerudungku tak pernah aku macam-macamkan, yang terpenting, aku selalu mengenakannya sampai di bawah dadaku. Dan bawahanku,  aku tak pernah lagi mengenakan celana jeans ketat ataupun semacamnya. Jika dikatakan aku paling soleha, aku merasa ini biasa saja, tetapi, orang menanggapku benar-benar lebih dari itu. memang, aku merasakannya sendiri bahwa aku tak sama dengan mereka. Teman-temanku. Aku sangat berbeda.
                Namun, itu semua tak menjadikan mereka sepenuhnya mempercayaiku. Tak menjadikan meraka benar-benar mengikuti langkah dan arusku. Namanya juga manusia, aku juga sama, manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. aku bahkan sempat mencoba untuk menjadi perempuan yang biasa aja yang ada dan care untuk urusan dan kalangan anak-anak kampus
Hey.. sarah! Apa yang kau lakukan? Sapa seorang anak perempuan cantik bermata pingpong
“hmm.. aku sama sekali tak mengerti mengapa ini bisa seperti zombie” huft.. kataku lirih
“lagipula, itu salahmu, mengapa kau semakin membuatnya rusak?” sergahnya cuek
“hey, mengapa kau malah menyalahkanku? Cerocosku kemudian. Ya sudah-ya sudah aku tak mau memperpanjang masalah ini” lanjutku kemudian
“ye.. siapa lagi yang ingin memperpanjang masalahmu itu,! lagipula, aku sudah tidak tertarik lagi” katanya
“ya sudah, mengapa kau masih melihatku dan masih berdiri disampingku? Lirikku padanya
Dia hanya pergi seloroh meninggalkan aku sendiri dalam balutan masalahku ini. Sedikit mengeraskan langkahnya pertanda bahwa ia sangat kesal.
Aku memang tak mengerti mengapa semuanya tertuju padaku, padahal pertama kali memegang saja aku sudah malas, apalagi sampai merubah-rubah dan mengotak atiknya. Tapi mengapa semua orang malah menyalahkanku. Seakan-akan aku yang benar-benar merusak itu. teman-teman sepanitia dan seanggota BEM J saja sudah cukup membuatku pusing. Apalag sampai semua orang tahu bahwa aku yang benar-benar difonis salah dalam masalah ini.
Huh.. setidaknya aku masih bisa bernafas sekarang, aku tidak patut marah-marah dan menjelaskan kepada mereka semua bahwa aku tak bersalah? Bukan aku yang merusak? Percuma saja, suatu saat nanti aku yakin bahwa kebenaran itu akan muncul. Lihat saja, aku selalu berkata demikian untuk memotifasi diri.

Bersambung…. :)

                                             

Siang Berduka


Senja sore menemaniku kali ini. aku hanya bisa berdiri diam dan membisu. Rasanya seperti mimpi.jam tepat menunjukkan pukul 06.00. Hujan deras begitu terasa berat. Seperti beban. Begitu saja. Aku bahkan tak  percaya mengapa semua seakan secepat dan terjadi seperti ini, begitu saja. Rinai-rinai hujan kupandangi dibalik kaca, terlihat beberapa pasang mata memandang kearahku. Dikepala mereka seperti terbersit tanda Tanya, “sedang apa kau”? mengapa dia berdiri didepan situ? Kurang lebih seperti itu. Aku memang aneh. Terlihat hampir seperti orang gila. Penampilanku berantakan. Tepatnya, aku berdiri di depan sebuah etalase kaca, yang terpajang didalamnya gaun mewah nan indah dengan tulisan “just one”…
Entahlah. Aku merasa bimbang setelah apa yang kualami siang tadi. Rasanya memang spererti secepat kilat. Aku bahkan merasa ini ganjal. Namun, itu tak logis, aku tak pernah punya bukti. Ya! Sampai kapanpun aku tak pernah punya bukti! Nyatanya, semua memang terjadi atas dasar kehendak sang kuasa. Tuhan pencipta alam, namun… sepertinya aku punya sesuatu yang dapat diperlihatkan... semuanya terlintas begitu cepat…
*****
Sarah Melani S.Sos, nama yang tercantum jelas dicatatan akhir pihak kepolisian. Aku tercatat sebagai pengadu tebaru dalam kasus ini. Sarah, panggilan normal dikalagan kolega, klient, sahabat, teman sejawat dan yang lainnya. Sama saja. Aku dipanggil dengan sebutan Sarah oleh kebanyakan orang. Umurku baru menginjak 23 tahun, dan aku sudah terbilang cukup mampu dan berhasil dikalangan anak muda seusiaku. Aku punya butik mewah disalah satu penjuru kota Bandung. Tak salah lagi, butikku menjual berbagai macam gaun mewah sepanjang sejarah. Dan itu adalah hasil rancanganku. Tak ayal, aku dipandang mempunyai ‘nama’ dalam andil perusahaan.
Banyak orang yang menggembor-gemborkan baju hasil desainan ku. Padahal, aku bahkan sama sekali bukan lulusan desainer atau yang lainnya. Jelas saja, aku kuliah di bidang ilmu komunikasi konsentrasi humas. Menurutku, masih banyak orang lebih hebat dari pada aku dalam hasil desainan gaun-gaun mereka, tetapi, mereka tidak pandai membaca suasana. Mereka, tak pandai membaca kondisi lingkungan. Karena mereka, tidak memiliki PR yang dapat menaikkan derajat dan nama perusahaannya. Sedangkan aku? Bahkan, menurutku, desain bajuku sederhana saja, hanya saja, aku pandai dalam bidang PR. Dan aku sendiri yang memegang kendali perusahaan sekaligus PR dalam perusahaan tersebut.
Lantas? Aku juga tak pernah tahu, ternyata mereka,bodoh! Sangat bodoh. Bagaimana tidak? Mereka hanya bisa meniru dan meniru hasil desainan gaun ku. Padahal menurutku, mereka jauh lebih hebat untuk hal yang satu ini, hanya saja, mereka belum percaya diri dan masih menjadikan aku sebagai patokannya dalam urusan bisnis ini.
“mba sarah, ada telepon masuk dari klien di Bali” tukas sekertarisku sambil menyerahkan telpon genggam untukku.
“oh iya.”
“baik”
“sebentar, aku akan hubungi lagi nanti. Kataku kemudian.
Seperti itulah setiap hari nya, hingga pada akhirnya, siang itu, semua kejadian begitu tercatatat jelas dibenakku. Hancur. Hatiku lebur, sakit. Tak tahan, setelah telfon genggam ku katupkan dalam tempurungnya, satu kali deringan telfon terdengar jelas ditelinga, hingga sedetik kemudian, aku mengangkatnya. Dan ternyata? Kabar itu muncul secara beruntun.
******
Entah apa yang terjadi. Ayah tertembak tak sadarkan diri disebuah jalur lintas menuju Bandung Timur. Tak dapat dipungkiri lagi, siapa dan apa motif nya. Pelaku penembakan benar-benar sengaja menembak Ayah ketika ayah sedang pergi dan berkendara sendirian. Entah ini terencana atau tidak, yang pasti aku belum dapat berfikir jernih. Aku masih tak percaya. Ayah tertembak tepat dibagian Kepala menembus Tulang dan kerangkanya. Tertembus tepat dibagian otak kiri menembus hingga ke otak kanan. Sungguh tragis, ayah berkendara sendiri dengan menggunakan mobil jazz hitamnya, dan jika ini adalah kasus pencurian, tak ada sesuatu barang mewah pun yang digarap oleh si pelaku. Rupanya,  Pelaku hanya ingin menembak Ayah hingga tewas. Tanpa mengambil sepeser pun barang berharga dalam mobil.
Aku hanya bisa menangis tersedu didepan ruang tunggu rumah sakit Hasan Sidiq. Ayah dinyatakan meninggal ditempat. Nyawanya tak dapat terselamatkan lahgi. Mayatnya  sedang di otopsi. Semuanya masih dalam tahap pemeriksaan. Belum selesai. Kemudian aku terfikirkan sesuatu, ibu. Iya. IBU! Aku harus menelpon ibu, batinku langsung ku utarakan niat itu. Aku baru sadar, ibu belum ku beri kabar maslaah ini. ibu belum mengetahui perihal penembakan ayah, aku bingung harus mengatakan apa pada ibu. sambil menangis tersedu-sedu, jermariku langsung tergerak mengetik no telepon rumah sambil menunggu jawaban dari ibu dirumah.
“Tuuut… tuuuutt… tuuut..”
Berkali-kali sperti itu. aku mulai cemas. Ibu hanya sendiri bersama satu orang pembantu perempuan dirumah. Namun, apakah tak ada orang sama sekali dirumah? Atau apa? Langsung ku alihkan panggilan telepon ke nomor kontak “my mother” sama saja, tak ada jawaban. Aku mulai cemas, mengapa ibu tak mengangkat telfonku? Aku berusaha sabar, hingga akhirnya, aku masih duduk diam sendiri didepan pintu ruang tunggu.
Aku berusaha sabar untuk terus mencoba menelfon ibu. Mengabari bahwa ayah bermasalah. Hingga akhirnya, aku teringat, hari ini hari kamis, ibu sama sekali tak ada jadwal mengunjungi butik, atau belajar merajut, atau belajar bahasa. Aku mulai heran, ibu kemana? Hingga kuputuskan, aku langsung bergegas menuju rumah denngan terburu-buru. Jarak antara rumah dan rumah sakit lumayan jauh. Tepat ketika 20 menit berlalu, aku berada didepan rumahku di daerah perumahan Exstern Hill no 57. Tak lama, telfon ku berdering, no tidak dikenal masuk. Tanpa piker panjang, aku langsung mengangkatnya.
“halo,,” terdengar seorang suara laki-laki
“iya halo”
“Dengan ibu sarah?” tanyanya cepat
“iya saya sarah, ada apa? Ini siapa?”
“saya ketua RW diperumahan extern Hill..” katanya kemudian…
Jantungku seakan ingin berhenti berdegup. urat nadiku seperti berhenti berdetak, darah berhenti mengalir. Semuanya spontan! Bertubi-tubi menimpa tubuhku. Aku hendak kehilangan akal sehat setelah melihat pemandangan didepan rumahku. Setelah terdengar jelas penjelasan bapak ketua RW. Aku hanya bisa pasrah melihat, mendengar, merawang, semua ini yang terjadi..
Ibu ditemukan tergeletak tak sadarkan diri dengan luka tusuk tepat dibagian jantung. Begitupun Bi Imah pembantuku, terlihat bekas sayatan hendak melawan pelaku dan luka tusuk dibagian ginjal. 


bersambung..... :)

Cara Menghilangkan Jerawat



JERAWAT?
Apa yang kalian fikirkan tentang hal yang satu ini? sudah tak asing lagi bukan? Apalagi untuk kaum hawa, seakan-akan, hal ini adalah sesuatu yang bermasalah. Sesuatu yang patut dan harus diselesaikan. Bukan begitu?
Mungkin kalian memang sudah tak asing mendengar kata-kata ini, hampir setiap orang, dibelahan dunia manapun, baik laki-laki maupun perempuan, pernah merasakan hal ini. ya!! Timbul jerawat, entah dimanapun, Yang pasti, kalian merasa sangat terganggu bukan? Apalagi jika jerawatnya muncul dibagian-bagian yang terlihat. Seperti wajah. Ya! Memang pada umumnya jerawat banyak muncul di bagian wajah, namun tidak dipungkiri pula, jerawat tumbuh di bagian lengan, bahkan hingga punggung.
Risih bukan? Ingin sekali ceppat cepat memusnahkannya? Baiklah, saya punya beberapa tips, yang semoga saja dapat membantu teman-teman semua. Sebab, ini adalah pengalaman saya sendiri dan saya merasakan nya.

TIPS MENGHILANGKAN JERAWAT DI WAJAH
A.      Untuk hal-hal yang rutin :
·         Hal yang pertama yang biasanya saya lakukan adalah mencuci wajah setelah seharian beraktivitas. Dan selalu mencuci wajah sebelum tidur.
·         Dan yang kedua, saya selalu membedakan antara handuk wajah dan handuk untuk mandi. Hal ini di maksudkan agar menggunakan handuk khusus wajah yang hanya digunakan untuk wajah saja.
·         Yang ketiga, saya selalu merawat rambut saya agar tidak mengenai bagian wajah.
·         Dan yang ke empat saya selalu menjaga wajah saya ketika sedang ‘keramas’ agar sampo tidak mengenai wajah

B.      Untuk hal yang saya pergunakan dalam menghilangkan jerawat :
Disini saya menggunakan alternatif yang berbahan ‘alami’. Tidak menggunakan obat apapun. Insya allah hasilnya manjur, karena saya sendiri yang merasakan dan mengalami ini. kuncinya hanya satu kata “TELATEN”.. saya menggunakan bahan dari  JERUK NIPIS.. berikut langkah-langkahnya…
1.       Sebelumnya, usahakan mencuci wajah dengan menggunakan ‘sabun’ yang cocok
2.       Kemudian setelahnya, keringkan wajah dengan tissue
3.       Setelah itu, ambil satu buah jeruk nipis dan cuci bersih
4.       Kemudian, potong jeruk nipis menjadi beberapa bagian, lalu gosokkan pada wajah secara merata (harus tahan, sebab fase ini akan merasakan kuliat wajah menjadi gatal dan sangat perih, intinya, biarkan saja jangan digaruk)
5.       Lalu kemudian, diamkan wajah selama 15-20 menit.
6.       Tak lama setelah itu, bilas wajah dengan menggunakan air hangat, (ini dimaksudkan untuk berfungsi sebagai pembuka pori-pori)
7.       Lalu, setelah pori-pori terbuka, oleskan/gosokkan kembali potongan jeruk nipis kewajah, agar meresap kedalam pori-pori
8.       Tunggu sampai beberapa menit, lalu bilas dengan air biasa
9.       Dan, lihat hasilnya selama kurang lebih dua minggu setelah pemakaian yang rutin.

Berikut contoh atau cara menghilangkan jerawat dengan menggunakan jeruk nipis. Semoga bermanfaat, kuncinya rajin, rutin, dan telaten. Selamat mencoba J



Kuliah pusing, kerja pusing, pengen nikah aja. Eh, pas nikah pusing juga, pengen nikah lagi?

Banyak anak-anak muda zaman sekarang yang menganggap bahwa pernikahan adalah salah satu solusi tepat dan cepat untuk menyelesaikan sebu...