“saya berharap,
diusia ayah yang ke 63 dan ibu yang ke 61 nanti, mereka dapat menyaksikan dan
melihat saya mengenakan toga dengan bangga” itulah sekutip angan angan yang terlontar
dari Dede Sukriman (18) dengan sesungging senyum bahagia ketika dirinya mampu
mewujudkan mimpinya melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi negeri
bergengsi dikota Bandung. Universitas Padjajaran.
Adalah Dede,
panggilan akrabnya, laki-laki kelahiran Pandeglang, 1 juli 1997 ini, lahir dari pasangan suami
istri Suhandi dan Hesti. Hidup dari keluarga seorang anak tani, tak
mengurungkan niatnya untuk tetap melanjutkan kuliah hingga ke jenjang
pendidikan tertinggi. “saya anak ke 8 dari 9 bersaudara, 7 orang kaka saya tak
ada yang bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya dan minimnya
dukungan serta dorongan untuk melanjutkan kejanjang yang lebih tinggi lagi ” ucap Dede
Dari Desa Terpencil Dikaki Gunung
Tinggal
disebuah desa terpencil nan jauh dari pusat kota, tepatnya di kampung.Cikarang
RT/RW 006/003 Desa.Banjarnegara Kec.Pulosari Pandeglang Banten ini merupakan
kampung kedua terakhir dan terpencil
yang berlokasi di kaki gunung pulosari. Kondisi kampung ini, didominasi oleh
penduduknya yang merupakan keluarga dari nenek moyang yang sama dan sebagian
besar mata pencaharian warga kampung ini adalah petani dan wiraswatsta
Pendidikan yang
minim dan angka putus sekolah didesa ini juga terbilang sangat tinggi, tak
sedikit orang tua yang tak peduli tentang pentingnya pendidikan “pada umumnya
pendidikan dikampung ini hanya berijazahkan SD, SMP, dan SMA, bahkan ada yang
tidak sekolah sama sekali” jelas Dede
Karena
keterbatasan biaya serta kurangnya informasi mengenai pendidikan dan tidak
meratanya penghasilan dan rendahnya kesadaran masyarakat sekitar, membuat
kesenjangan yang cukup signifikan, sehingga banyak orang tua yang tak mengerti
mengenai pendidikan pada umumnya.
Raih Mimpi Jadilah Inspirasi
Bukan hal mudah
ketika ia harus berusaha dan berjuang hingga menjadi seperti ini, penghasilan
orang tuanya yang pas-pasan sebagai buruh tani, tak mengurungkan niatnya untuk
tetap belajar dan berusaha semaksimal mungkin.
Keinginannya
yang kuat, sehingga pencapaiannya yang hingga saat ini, terlihat dari dari
sebuah motto hidupnya, Raih Mimpi,
Jadilah Inspirasi. “karena ingin menginsiprasi banyak orang, khususnya
orang-orang yang memilki pemikiran yang sempit tentang pendidikan” itulah
alasan Dede Sukriman ketika disinggung soal motto hidupnya
Jatuh Bangun Perjuangan Saya
Mimpinya yang
tinggi, yakni mengunjungi negara Jepang tak lantas membuatnya mundur untuk
terus berjuang, terlihat dari perjuangannya semenjak ia duduk dibangku Sekolah
Dasar Ketika selesai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Banjarnegera 3,
ia mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, awalnya,
ia sempat berpikir melanjutkan tingkat SLTP ke sekolah yang dekat dengan
rumahnya saja. Tapi banyak saran dari guru dan keluarga, alangkah baiknya apabila memilih sekolah yang favorit, hingga akhirnya
ia memilih salah satu sekolah ternama di
Kecamatan Menes. Yaitu SMPN 1 MENES yang kurang lebih jaraknya sekitar 10Km
dari rumah. Karena kondisi yang jauh dan sulit menjangkau alat transportasi
umum, Akhirnya selama dua 2 tahun, ia
menempuh sekolah tersebut dengan menggunakan ojek. Tetapi tak jarang pula ia
juga harus berjalan kaki karena ojek yang tidak bersedia mengantarkannya sampai
ke rumah.
Selanjutnya
dari SMPN 1 MENES. Ia melanjutkan
pendidikan ke SMA yang merupakan salah satu sekolah ternama di Kabupaten Pandeglang
yaitu SMA negeri 4 Pandeglang. Selama bersekolah disini, ia mengikuti banyak
organisasi, sehingga ia dipercaya untuk memimpin sekolahnya dan menjadi Ketua
OSIS SMAN 4 Pandeglang. Beberapa kejuaraan pun ia raih, dengan organisasi ia banyak memiliki kejuaraan muliai dari tingkat
sekolah hingga ke tingkat nasional. “Organisasi bukan menjadi penghalang untuk
berprestasi. Justru dengan mengikuti organisasi harus lebih berprestasi”
katanya
Semua Berkat banten Cerdas
“Awalnya saya
sempat pesimis, tak bisa melanjutkan ke Universitas besar yang saya inginkan,
namun, setelah saya mengikuti bimbel intensif dari Banten Cerdas, dan
difasilitasi secara gratis oleh Banten Cerdas, saya sangat bersyukur masih ada
pemuda pemuda yang peduli terhadap Banten sampai saat ini, saya juga sangat
senang mengikuti program ini, karena pengaruhnya sangat terasa, khususnya dalam
mempersiapkan SBMPTN 2016. Dan imbasnya,
alhamdllah saya diterima di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjajaran
Bandung” jelasnya dengan semangat
Salah satu kegiatan mercusuar yang diadakan
oleh Forum Silaturahim Mahasiswa Fataa adalah Banten Cerdas. Banten Cerdas
yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan siswa-siswi SMA kelas
XII terutama yang berada di daerah dengan tingkat pendidikan yang rendah di
Banten untuk menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri tingkat Nasional
(SBMPTN). Siswa-siswi terpilih akan dibina baik dari segi motivasi maupun
materi persiapan SBMPTN, pembinaan dilaksanakan di Kota Bandung oleh
mahasiswa-mahasiswa asal Banten yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi
di Kota Bandung
Tujuan dari kegiatan Banten Cerdas itu sendiri
adalah, memfasilitasi siswa-siswi asal Banten untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi SBMPTN 2016, menciptakan pemerataan pendidikan di daerah Banten,
membentuk sikap peduli sosial dikalangan mahasiswa asal Banten terhadap daerah
Banten terutama dalam aspek pendidikan.
“Banten Cerdas merupakan program unggulan,
selama tahun 2016 kami membina sekitar 10 siswa, untuk tahun 2017 ini, insya
allah akan ada peningkatan peserta yang lebih banyak” kata Ketua FSM FATAA
Haroki Madani (23)
Selain menumbuhkan semangat antusiasme pelajar,
kegiatan ini juga mampu menarik perhatian beberapa pihak. Seperti halnya, Wakil
DPRD Kabupaten Pandeglang yang ikut turut serta mendukung kegiatan ini dengan
mendatangi Asrama Banten Cerdas 2016 yang berada di jalan Negla No. 7 RT 06/04
Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Bandung. Fani Fabriana S.sos berkomentar
“saya datang ke Bandung untuk melihat langsung rangkaian kegiatan Banten
Cerdas, saya mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan ini, jarang sekali ada
pemuda-pemuda yang punya semangat kuat dalam memajukan daerahnya, semoga
kedepannya kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan menginspirasi banyak
orang khususnya pemuda Banten” ujarnya
Apa motivasi Dede Sukriman mengikuti Banten
Cerdas? “ada tiga alasan yang mendorong saya untuk mengikuti Banten Cerdas
2016 ini. Pertama adalah, orang tua dan keluarga, orangtua dan keluarga yang
selalu memberikan dukungan kepada saya agar dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, kedua adalah biaya. Biaya yang kurang mencukupi
ini sering kali menjadi kendala bagi saya untuk mengikuti bimbingan belajar
karena biaya ditempat bimbingan belajar yang relative mahal. Dan ketiga adalah,
niat dan tekad saya, dari semenjak saya duduk dibangku sekolah dasar, saya
selalu berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi. Inilah
motivasi kenapa saya mengikuti bimbingan belajar banten Cerdas 2016, semoga
bimbingan Banten Cerdas 2016 yang merupakan perdana ditahun ini, menjadi wahana
bagi saya dalam mengenyam pendidikan ke jenjang berikutnya” ungkapnya
Terimaksih Forum Silaturahim
Mahasiswa FATAA
“Forum
Silaturahmi mahasiswa Fataa lah yang mengusung kegiatan Banten Cerdas ini, saya
sangat berterimaksih kepada seluruh anggota FSM FATAA atas bantuannya, sehingga
saya bisa menjadi seperti sekarang dan dapat diterima di Universitas yang saya
inginkan melalui jalur SBMPTN” kata Dede Sukriman
FSM Fataa (Forum Silaturahim Mahasiswa Fataa)
adalah tempat berkumpulnya mahasiswa mahasiswi
asal Banten yang sedang menempuh studi di berbagai perguruan tinggi di
kota Bandung sebagai wadah untuk mengembangkan diri sekaligus memberikan
kontribusi nyata untuk Banten dan Indonesia. FSM Fataa (Forum Silaturahim
Mahasiswa Fataa) dibentuk pada 03 Maret 2012, diawali dengan bertemunya tiga
sekawan asal Banten yang sedang menempuh studi dibeberapa perguruan tinggi di
Bandung, sebut saja Haroki Madani (Insitute Teknologi Bandung), Addienullah
(UPI Bandung) dan Yusuf Effendi (Akademi Teknologi Pulp dan Kertas Bandung)
dengan kesamaan latar belakang, yakni mendapatkan lingkungan yang positif
dikalangan pemuda dan berkontribusi konkrit untuk masyarakat
“Fataa” adalah kata serapan yang berasal dari
bahasa arab yang artinya pemuda. FSM Fataa diharapkan menjadi tempat
berkumpulnya pemuda yang memberikan manfaat untuk masyarakat. Lambang dari FSM
Fataa itu sendiri adalah Lebah, maka harapannya, FSM_Fataa dapat menjadi wadah
yang bermanfaat seperti lebah yang memiliki banyak manfaat untuk manusia.
Semangat ini tertuang dalam visi FSM Fataa, yaitu terbentuknya generasi muda
asal Banten yang mandiri, cerdas mencerdaskan secara intelektual, emosional,
dan spiritual, baik memperbaiki, memiliki kepedulian sosial yang tinggi serta
siap membangun Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“Saya ingin
berkontribusi untuk Fataa, insya Allah untuk Banten Cerdas 2017, saya akan
memberikan yang terbaik untuk Fataa, memberikan kontribusi, melibatkan diri
didalamnya, dan mendukung program Banten Cerdas 2017 dengan cara apa yang Dede
bisa lakukan. Insya Allah” ucapnya Dede Sukriman
“Terimaksih banyak FSM Fataa, sudah memeberikan
saya kesempatan luar biasa yang dapat saya raih hingga saat ini, semoga
kedepannya FSM Fataa dapat menjadi wadah yang bermanfaat dan berguna sesuai
dengan visi dan misi FSM Fataa” ujarnya
(SITIHANIFAHABDILLAH//)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar