Rabu, 19 Oktober 2016

Dede Sukriman, Si Anak Tani Lanjut Kuliah


“saya berharap, diusia ayah yang ke 63 dan ibu yang ke 61 nanti, mereka dapat menyaksikan dan melihat saya mengenakan toga dengan bangga” itulah sekutip angan angan yang terlontar dari Dede Sukriman (18) dengan sesungging senyum bahagia ketika dirinya mampu mewujudkan mimpinya melanjutkan studi ke salah satu perguruan tinggi negeri bergengsi dikota Bandung. Universitas Padjajaran.
Adalah Dede, panggilan akrabnya, laki-laki kelahiran Pandeglang,  1 juli 1997 ini, lahir dari pasangan suami istri Suhandi dan Hesti. Hidup dari keluarga seorang anak tani, tak mengurungkan niatnya untuk tetap melanjutkan kuliah hingga ke jenjang pendidikan tertinggi. “saya anak ke 8 dari 9 bersaudara, 7 orang kaka saya tak ada yang bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya dan minimnya dukungan serta dorongan untuk melanjutkan kejanjang yang lebih tinggi lagi  ” ucap Dede
Dari Desa Terpencil Dikaki Gunung
Tinggal disebuah desa terpencil nan jauh dari pusat kota, tepatnya di kampung.Cikarang RT/RW 006/003 Desa.Banjarnegara Kec.Pulosari Pandeglang Banten ini merupakan kampung kedua terakhir dan  terpencil yang berlokasi di kaki gunung pulosari. Kondisi kampung ini, didominasi oleh penduduknya yang merupakan keluarga dari nenek moyang yang sama dan sebagian besar mata pencaharian warga kampung ini adalah petani dan wiraswatsta
Pendidikan yang minim dan angka putus sekolah didesa ini juga terbilang sangat tinggi, tak sedikit orang tua yang tak peduli tentang pentingnya pendidikan “pada umumnya pendidikan dikampung ini hanya berijazahkan SD, SMP, dan SMA, bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali” jelas Dede
Karena keterbatasan biaya serta kurangnya informasi mengenai pendidikan dan tidak meratanya penghasilan dan rendahnya kesadaran masyarakat sekitar, membuat kesenjangan yang cukup signifikan, sehingga banyak orang tua yang tak mengerti mengenai pendidikan pada umumnya.

Raih Mimpi Jadilah Inspirasi
Bukan hal mudah ketika ia harus berusaha dan berjuang hingga menjadi seperti ini, penghasilan orang tuanya yang pas-pasan sebagai buruh tani, tak mengurungkan niatnya untuk tetap belajar dan berusaha semaksimal mungkin.
Keinginannya yang kuat, sehingga pencapaiannya yang hingga saat ini, terlihat dari dari sebuah  motto hidupnya, Raih Mimpi, Jadilah Inspirasi. “karena ingin menginsiprasi banyak orang, khususnya orang-orang yang memilki pemikiran yang sempit tentang pendidikan” itulah alasan Dede Sukriman ketika disinggung soal motto hidupnya
Jatuh Bangun Perjuangan Saya
Mimpinya yang tinggi, yakni mengunjungi negara Jepang tak lantas membuatnya mundur untuk terus berjuang, terlihat dari perjuangannya semenjak ia duduk dibangku Sekolah Dasar Ketika selesai menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Banjarnegera 3, ia mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, awalnya, ia sempat berpikir melanjutkan tingkat SLTP ke sekolah yang dekat dengan rumahnya saja. Tapi banyak saran dari guru dan keluarga,  alangkah baiknya apabila  memilih sekolah yang favorit, hingga akhirnya ia  memilih salah satu sekolah ternama di Kecamatan Menes. Yaitu SMPN 1 MENES yang kurang lebih jaraknya sekitar 10Km dari rumah. Karena kondisi yang jauh dan sulit menjangkau alat transportasi umum,  Akhirnya selama dua 2 tahun, ia menempuh sekolah tersebut dengan menggunakan ojek. Tetapi tak jarang pula ia juga harus berjalan kaki karena ojek yang tidak bersedia mengantarkannya sampai ke rumah.
Selanjutnya dari  SMPN 1 MENES. Ia melanjutkan pendidikan ke SMA yang merupakan salah satu sekolah ternama di Kabupaten Pandeglang yaitu SMA negeri 4 Pandeglang. Selama bersekolah disini, ia mengikuti banyak organisasi, sehingga ia dipercaya untuk memimpin sekolahnya dan menjadi Ketua OSIS SMAN 4 Pandeglang. Beberapa kejuaraan pun ia raih, dengan organisasi ia  banyak memiliki kejuaraan muliai dari tingkat sekolah hingga ke tingkat nasional. “Organisasi bukan menjadi penghalang untuk berprestasi. Justru dengan mengikuti organisasi harus lebih berprestasi” katanya

Semua Berkat banten Cerdas
“Awalnya saya sempat pesimis, tak bisa melanjutkan ke Universitas besar yang saya inginkan, namun, setelah saya mengikuti bimbel intensif dari Banten Cerdas, dan difasilitasi secara gratis oleh Banten Cerdas, saya sangat bersyukur masih ada pemuda pemuda yang peduli terhadap Banten sampai saat ini, saya juga sangat senang mengikuti program ini, karena pengaruhnya sangat terasa, khususnya dalam mempersiapkan SBMPTN  2016. Dan imbasnya, alhamdllah saya diterima di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjajaran Bandung” jelasnya dengan semangat
Salah satu kegiatan mercusuar yang diadakan oleh Forum Silaturahim Mahasiswa Fataa adalah Banten Cerdas. Banten Cerdas yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan siswa-siswi SMA kelas XII terutama yang berada di daerah dengan tingkat pendidikan yang rendah di Banten untuk menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri tingkat Nasional (SBMPTN). Siswa-siswi terpilih akan dibina baik dari segi motivasi maupun materi persiapan SBMPTN, pembinaan dilaksanakan di Kota Bandung oleh mahasiswa-mahasiswa asal Banten yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi di Kota Bandung
Tujuan dari kegiatan Banten Cerdas itu sendiri adalah, memfasilitasi siswa-siswi asal Banten untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi SBMPTN 2016, menciptakan pemerataan pendidikan di daerah Banten, membentuk sikap peduli sosial dikalangan mahasiswa asal Banten terhadap daerah Banten terutama dalam aspek pendidikan.
“Banten Cerdas merupakan program unggulan, selama tahun 2016 kami membina sekitar 10 siswa, untuk tahun 2017 ini, insya allah akan ada peningkatan peserta yang lebih banyak” kata Ketua FSM FATAA Haroki Madani (23)
Selain menumbuhkan semangat antusiasme pelajar, kegiatan ini juga mampu menarik perhatian beberapa pihak. Seperti halnya, Wakil DPRD Kabupaten Pandeglang yang ikut turut serta mendukung kegiatan ini dengan mendatangi Asrama Banten Cerdas 2016 yang berada di jalan Negla No. 7 RT 06/04 Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Bandung. Fani Fabriana S.sos berkomentar “saya datang ke Bandung untuk melihat langsung rangkaian kegiatan Banten Cerdas, saya mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan ini, jarang sekali ada pemuda-pemuda yang punya semangat kuat dalam memajukan daerahnya, semoga kedepannya kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan menginspirasi banyak orang khususnya pemuda Banten” ujarnya 
Apa motivasi Dede Sukriman mengikuti Banten Cerdas? “ada tiga alasan yang mendorong saya untuk mengikuti Banten Cerdas 2016 ini. Pertama adalah, orang tua dan keluarga, orangtua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada saya agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kedua adalah biaya. Biaya yang kurang mencukupi ini sering kali menjadi kendala bagi saya untuk mengikuti bimbingan belajar karena biaya ditempat bimbingan belajar yang relative mahal. Dan ketiga adalah, niat dan tekad saya, dari semenjak saya duduk dibangku sekolah dasar, saya selalu berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi. Inilah motivasi kenapa saya mengikuti bimbingan belajar banten Cerdas 2016, semoga bimbingan Banten Cerdas 2016 yang merupakan perdana ditahun ini, menjadi wahana bagi saya dalam mengenyam pendidikan ke jenjang berikutnya” ungkapnya
Terimaksih Forum Silaturahim Mahasiswa FATAA
“Forum Silaturahmi mahasiswa Fataa lah yang mengusung kegiatan Banten Cerdas ini, saya sangat berterimaksih kepada seluruh anggota FSM FATAA atas bantuannya, sehingga saya bisa menjadi seperti sekarang dan dapat diterima di Universitas yang saya inginkan melalui jalur SBMPTN” kata Dede Sukriman
FSM Fataa (Forum Silaturahim Mahasiswa Fataa) adalah tempat berkumpulnya mahasiswa mahasiswi  asal Banten yang sedang menempuh studi di berbagai perguruan tinggi di kota Bandung sebagai wadah untuk mengembangkan diri sekaligus memberikan kontribusi nyata untuk Banten dan Indonesia. FSM Fataa (Forum Silaturahim Mahasiswa Fataa) dibentuk pada 03 Maret 2012, diawali dengan bertemunya tiga sekawan asal Banten yang sedang menempuh studi dibeberapa perguruan tinggi di Bandung, sebut saja Haroki Madani (Insitute Teknologi Bandung), Addienullah (UPI Bandung) dan Yusuf Effendi (Akademi Teknologi Pulp dan Kertas Bandung) dengan kesamaan latar belakang, yakni mendapatkan lingkungan yang positif dikalangan pemuda dan berkontribusi konkrit untuk masyarakat
“Fataa” adalah kata serapan yang berasal dari bahasa arab yang artinya pemuda. FSM Fataa diharapkan menjadi tempat berkumpulnya pemuda yang memberikan manfaat untuk masyarakat. Lambang dari FSM Fataa itu sendiri adalah Lebah, maka harapannya, FSM_Fataa dapat menjadi wadah yang bermanfaat seperti lebah yang memiliki banyak manfaat untuk manusia. Semangat ini tertuang dalam visi FSM Fataa, yaitu terbentuknya generasi muda asal Banten yang mandiri, cerdas mencerdaskan secara intelektual, emosional, dan spiritual, baik memperbaiki, memiliki kepedulian sosial yang tinggi serta siap membangun Banten khususnya dan Indonesia pada umumnya.
 “Saya ingin berkontribusi untuk Fataa, insya Allah untuk Banten Cerdas 2017, saya akan memberikan yang terbaik untuk Fataa, memberikan kontribusi, melibatkan diri didalamnya, dan mendukung program Banten Cerdas 2017 dengan cara apa yang Dede bisa lakukan. Insya Allah” ucapnya Dede Sukriman
“Terimaksih banyak FSM Fataa, sudah memeberikan saya kesempatan luar biasa yang dapat saya raih hingga saat ini, semoga kedepannya FSM Fataa dapat menjadi wadah yang bermanfaat dan berguna sesuai dengan visi dan misi FSM Fataa” ujarnya
(SITIHANIFAHABDILLAH//)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuliah pusing, kerja pusing, pengen nikah aja. Eh, pas nikah pusing juga, pengen nikah lagi?

Banyak anak-anak muda zaman sekarang yang menganggap bahwa pernikahan adalah salah satu solusi tepat dan cepat untuk menyelesaikan sebu...