Rabu, 19 Oktober 2016

Pengalaman Wawancara

1.      Pengalaman Wawancara Part I
Waktu itu pagi cerah, Saya diberi tugas liputan ke Kontor kepolisian, tepatnya di Polisi Daerah Polda Jawa barat, yang letaknya di Jalan Soekarno Hatta Bandung Jawa Barat.  Hari itu saya ingin mewawancarai salah satu petinggi yang ada didalam susunan struktur kepolisian tersebut. tepatnya seorang  ketua bidang Humas. Ditemani rekan saya Wayuni Winda Pratiwi sebagai juru kamera yang membantu saya dalam proses peliputan. Kebetulan, ini adalah pengalaman wawancara perdana saya disalah satu dinas milik pemerintah. Sebelumnya, saya hanya diberi tugas liputan yang biasa biasa saja. Dengan hati senang tanpa beban, kami menempuh jarak menggunakan angot dari Cibiru sampai Soekarno Hatta. Berangkatlah kami.
Adalah menyebalkan ketika datang, namun kita harus pulang lagi. Ya! Karena syarat yang diajukan oleh pihak kepolisian belum kami penuhi. Dengan tangan kosong, akhirnya kami pergi  pulang. Namun, kami dapat satu pelajaran, bahwa untuk mewawancari lembaga terkait, kami harus membawa bukti penting berupa surat tugas liputan dari naungan instansi yang membawa nama kami. Alhasil, saya langsung mengabari dan memberitahu kepada pimpinan Redaksi News disalah satu instansi yang saya pijaki, yakni Bandung Oke TV.
Tak lama, besoknya lagi kami sudah sangat berbangga diri datang lagi ke kepolisian Polda Jabar, dengan membawa sepucuk surat yang didalamnya pemberitahuan izin peliputan berita. Kami membagi waktu dengan kuliah, hingga kami akhirnya pergi pukul 0800. Sesmpainya disana, kami dipersilahkan duduk dan menjelaskan kepentingan apa yang hendak kami `lakukann. Tersampaikanlah pada akhirnya surat tersebut, hingga setelah receptionist bidang Humas membaca suratnya, beliau mempersilahkan saya masuk untuk diserahkan kepada bidang administrasi.
Masuklah kami kedalamnya dan menjelaskan kepada Ibu Polisi  Bidang Administrasi, etahlah saya lupa siapa namanya. Saya menjelaskan panjang lebar, hingga akhirnya, kami terpaksa harus pulang lagi dengan tangan kosong. Menyedihkan bukan? Ya begitulah, setelah saya menceritakan apa yang hendak saya lakukan, Ibu bidang administrasi menjelaskan bahwa surat yang masuk itu harus disortir terlebih dahulu dangan surat-surat lain  yang masuk,  untuk menunggu panggilan dari mereka berupa surat balasan
Satu hari, dua hari tiga hari, berlalu. Saya sudah pesimis tak akan ada balasan dari pihak kepolisian bidang Humas Polda Jabar, hingga akhirnya, saya mengehentikan sementara aktivitas dan pencarian data untuk liputan ini. sungguh menyedihkan.
Satu minggu berlalu, tepatnya hari apa saya lupa, yang pasti itu satu minggu lebih setelah kedatangan saya ke Polda Jabar, sepucuk surat datang dari resort Kepolisisan Bidang Humas  datang ke meja salah satu dosen kami di jurusan Ilmu Komunikais Jurnalistik. Tepatnya ke bapak Encep Dulwahab S.sos M.I.Kom selaku ketua jurusan saya. Beliau memberikan surat itu kepada pimpinan Umum Bandung Oke TV Wahyu Abdurrahman. Dan, saya baru tahu kabar itu besoknya setelah Wahyu memposting foto berupa surat dari kepolisian jabar digrup bandung Oke TV dengan caption “siapa yang liputan ini? hayo lanjutkan” katanya. Berbahagialah saya.
Tiga hari berlalu setelah surat itu datang, namun kami belum sempat datang ke polda lagi untuk wawancara. Hingga akhirnya satu minggu berlalu, dan akhirnya saya memenuhi panggilan kepolda jabar bersama rekan saya lagi. Winda. Kami berangkat pagi menggunakan angkot, dan sampailah saya ditempat itu dan bertemu dengan receptionist dan bidang administrasi Polda Humas yang sama. Setelah berbicara dengan bidang surat menyurat, ternyataaa…. Orang yang ingin kami wawancarai tidak sedang berada ditempat. Dan akhirnya, sia sia sudah saya datang tak dapat wawancara, cukup menyedihkan.
Itu yang ketiga kalinya, sekarang yang kekempat kalinya kami datang lagi. Kami datang bertiga bersama koordinator liputan, sesampainya kami disana, ternyata orang yang ingin kami wawancari tidak ada ditempat, dikarenakan sedag sibuk keluar kota. Sudahlah, saya sudah mulai lelah dan pesimis sekali. Dan kami kembali dengan tangan kosong lagi. Namun, kami diberi waktu dan hari ketika Ketua Bidang Humas sedang berarda ditempat. “baiklah, saya akan datang lagi nanti” ucapku dalam hati
Kelima kalinya, saya datang lagi dihari yang telah ditentukan, namun ternyata ibu bidang administrasi lupa bahwa hari tersebut adalah hari jadi kepolisian, sehingga ketua bidang Humas harus mengahdiiri acara untuk memberikan sambutan. Rasanyaa menyebalkaan. Kami sudah diberi harapan palsu terus. Dan kami pulang lagi dengan menggunakan angkot, dengan tangan kosong, dengan hati gondokan,dan menyebalkan. “Ah sudahlah, mungkin lain kali bisa” ucapku dalam hati. Dan kami tak bersemangat lagi untuk melanjutkan kasus ini L
Entahlah, apa yang salah, hanya muncul pertanyaan, apakah selalu pers mahasiswa itu dianggap tidak penting dan dikesampingkan? Kami sudah memenuhi prosedur, namun karenanya  tetap saja, kami masih belum bisa mewawancari bahkan berbincang dengan seseorang yang memilki andil penting dalam sebuah lembaga. Entahlah. Pada akhirnya aku lelah dan menunggu saja, ketika ada panggilan untuk wawancara lagi. Sudah lima kali loh. Lima kali bolak balik.

2.      Pengalaman Wawancara Part II
Ini pengalaman wawancaraku yang kedua. Ceritanya sih ga panjang, tapi mungkin saya menceritakannya lumayan panjang yaa hehe. Ini pengalaman wawancara  yang terburuk yang pernah aku rasakan.
Ada tiga tokoh utama didalamnya, pertama : Ketua PLN Humas Jabar, yang kedua Gita Gutawa-Aktris, dan yang ketiga, Marshall Sastra-Aktor. Dan yang anehnya, kejadian memalukan ini sama berulang-ulang untuk yang ketiga kalinya!. Bayangkan? Ketiga kalinya : oh my god, kalian pasti berfikir kalo aku ga belajar dari pengalaman? Iya kan? Iya sih kalo kata aku mah hiks :(
Langsung saja, ini wawancara dengan Ketua PLN Humas Jabar, laki-laki, tinggi, putih, ganteng, tapi saya lupa lagi siapa namanya. Waktu itu acara Earth Hour di Bandung pada tanggal 28 Maret 2016, bertempat di Trans Studio Mall Bandung, saya dan rekan saya akan mewawancari seputar gaya hidup hemat bijak energy yang waktu itu pematerinya adalah ketua dari PLN Humas Jabar ini. nah, langsung setelah acara, saya menghampirinya, dan memintanya untuk wawancara sebentar megenai materi yang disampaikan. Nah, bersedialah akhirnya untuk diwawancara.
Setelah itu saya langsung membawanya ke photo boot untuk background pengambilan video wawancara, berlangsung cukup aman dan menarik pembicaraannya, kita ngobrol sana sini, bicara tentang listrik, energy, dan semua yang berkaitan tentang PLN dan hemat energy, tetapi, setelah wawancara  selesai, kami pergi dan mengucapkan terimakasih. Kemudian duduk, dan melihat hasil video wawancara. Ternyata, ternyata, ternyata, mic dari kamera tidak dapat mengeluarkan suara :(. Dengan kata lain, mic tidak masuk ke kamera, sehingga suara tidak terekam. Alhasil, hanya gambar beliau sedang berbicara banyak hal dan tak ada satupun suara yang terkandung atau setidaknya yang mampir dividio kita. Menyedihkan sekali. Tak mungkin bukan kalo saya kembali meminta wawancara? Ah sial menurutku ini menyebalkan. Alhasil saya harus mencari narasumber lain yang bisa diwawancara. Sayang sekali.
Namun, kejadian serupa terulang. Dihari, tempat, waktu yang berbeda saya mengadiiri undangan acara di Universitas Padjajaran Bandung Dipatiukur, saya mengikuti dengan baik acara dari SEALS yang diadakan oleh IDE. Acara ini mengundang banyak media dan narasumber terkenal, seperti Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, Bapak Waliota Ridwan Kamil, Founder Tokopedia, Gita Gutawa, dan sederet artis yang hadir. Saat itu saya mencoba untuk berlari lari mengejar Gita Gutawa utuk wawancara. Lari dan dapatlah saya bertatap muka dengannya, dan mencoba untuk mencoba menanyakan berbagai  pertanyaan secara ekslusif. Dan Alhamdulillah hasilnya lancar terkendali. Saya sangat senang ketika mendapatkan video rekaman wawancara Gita Gutawa. Namun kejadian serupa terjadi lagi. Video tanpa suara. hanya ada gambar hiks. Menyedihkan.  Tak mungkin untuk meminta ulang hasil wawancara, akhirnya saya hanya  bisa diam dan bermuram durja wwkw
Untuk yang ketiga kalinya, ini juga sama. hanya bedanya, ini baru saja terjadi pada tanggal 03 Oktober 2016 kemarin. Yaitu wawancara dengan Marshall Sastra Host My Trip My Adventure. Saya sudah paling depan dan paling banyak mengajukan peratanyaan. Dan reaksi dari Marshall Sastera juga sangat antusisas. Namun, lagi lagi terjadi, video tanpa suara. Menyedihkan :( hiks hiks . itu dia pengalaman wawancara part dua yang menurut saya sih konyol banget, aku serasa bodoh sekali tak belajar dari pengalaman sebelumnya. Hmmm

3.      Pengalaman Wawancara Part III
Ini pengalaman wawancara part tiga. Wawancara terakhir ini adalah cerita wawancaraku dengan seseorang yang tak pernah kusangka sebelumnya. Yaitu wawancara dengan ibu Atalia Kamil selaku Istri dari Walikota Bandung Ridwan Kamil. Ceritanya dimulai ketika saya mendapat undangan acara besar disalah satu kampus Negeri Ternama di Bandung, yakni Universitas Padjajaran Pascasarjana Dipatiukur. Saaat itu saya mendatangi acara keren itu bersama rekan saya. Acara itu adalah acara SEALS yang diselenggarakan oleh IDE. Kebetulan pada saat itu ibu Atalia Kamil menghadiri acara karena mewakili Bapak Walikota Bandung yang tidak dapat hadir dalam acara .
Singkat cerita, saya bersama rekan saya telah sejak lama mengincar Ibu Atalia Kamil untuk sesi wawancara. Hingga akhirnya pagi berlalu, siang berlalu, hingga sore hari, Atalia Kamil mendapat kesempatan berbicara didepan audiens pada jam sore hari sekitar pukul 15.30. hingga akhirnya, saya menuyimak dan mendengar betul apa yang dikatakan oleh nya. Sehingga saya menmperhatikan betul gerak gerik Atalia Kamil dalam menyampaikan maternya.
Selang satu jam kurang setelah itu, Atalia Kamil telah selesai menyelesaikan pidato dan materinya. Saya dan rekan saya langsung bergegas untuk menghmpiri Ibu Atalia Kamil setelah acara berlangsung. Bergegas dengan gerak cepat, namun ibu atalia masih berada diatas panggung untuk sesi pemberian Cendera mata.
Setibanya Ibu Atalia Kamil bergegas, turun dari panggung. Saya langsung mengahpiri dan berkata ; “ibu, maaf boleh minta wawancaranya sebentar mengnai statement acara ini?” tanyaku padanya. Sambil berjalan terburu buru. Kemudian ibu atalia menoleh kepadaku dan tersenyum lalu berkata “iya boleh, hayu mau dimana” katanya kemudian. Respect aku langsung menjawab, “di booth depan boleh bu? Mangga saya antar”, kata ku, lalu ibu atalia mengikuti langkahku dan berdiri didepan booth
Alhamdulillaah, kata ku dalam hati. Ini adalah kesempatan langka, aku harus banyak mengajukan pertanyaan. Dalam hati saya bergumam sendiri. Namun, malang sudah nasibku, ternyata, Narasumberku diColong Orang, diambil orang. Jadi ceritanya, ketka ibu atalia kamil sudah didepan booth, ternyata didepan booth sudah bersiap media lain yang siap untuk mewawancarai langsung Ibu Atalia Kamil. Nama media itu adalah “Media 7”

Entahlah, kenapa bisa seperti itu. sepertinya, judul cerita ini adalah “Narasumberku direbut media lain” huhuhuhuh :( sedihlah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuliah pusing, kerja pusing, pengen nikah aja. Eh, pas nikah pusing juga, pengen nikah lagi?

Banyak anak-anak muda zaman sekarang yang menganggap bahwa pernikahan adalah salah satu solusi tepat dan cepat untuk menyelesaikan sebu...