1.
Pengalaman Wawancara Part I
Waktu itu pagi
cerah, Saya diberi tugas liputan ke Kontor kepolisian, tepatnya di Polisi
Daerah Polda Jawa barat, yang letaknya di Jalan Soekarno Hatta Bandung Jawa
Barat. Hari itu saya ingin mewawancarai
salah satu petinggi yang ada didalam susunan struktur kepolisian tersebut.
tepatnya seorang ketua bidang Humas.
Ditemani rekan saya Wayuni Winda Pratiwi sebagai juru kamera yang membantu saya
dalam proses peliputan. Kebetulan, ini adalah pengalaman wawancara perdana saya
disalah satu dinas milik pemerintah. Sebelumnya, saya hanya diberi tugas
liputan yang biasa biasa saja. Dengan hati senang tanpa beban, kami menempuh
jarak menggunakan angot dari Cibiru sampai Soekarno Hatta. Berangkatlah kami.
Adalah
menyebalkan ketika datang, namun kita harus pulang lagi. Ya! Karena syarat yang
diajukan oleh pihak kepolisian belum kami penuhi. Dengan tangan kosong,
akhirnya kami pergi pulang. Namun, kami
dapat satu pelajaran, bahwa untuk mewawancari lembaga terkait, kami harus
membawa bukti penting berupa surat tugas liputan dari naungan instansi yang
membawa nama kami. Alhasil, saya langsung mengabari dan memberitahu kepada
pimpinan Redaksi News disalah satu instansi yang saya pijaki, yakni Bandung Oke
TV.
Tak lama,
besoknya lagi kami sudah sangat berbangga diri datang lagi ke kepolisian Polda
Jabar, dengan membawa sepucuk surat yang didalamnya pemberitahuan izin
peliputan berita. Kami membagi waktu dengan kuliah, hingga kami akhirnya pergi
pukul 0800. Sesmpainya disana, kami dipersilahkan duduk dan menjelaskan
kepentingan apa yang hendak kami `lakukann. Tersampaikanlah pada akhirnya surat
tersebut, hingga setelah receptionist bidang Humas membaca suratnya, beliau
mempersilahkan saya masuk untuk diserahkan kepada bidang administrasi.
Masuklah kami
kedalamnya dan menjelaskan kepada Ibu Polisi
Bidang Administrasi, etahlah saya lupa siapa namanya. Saya menjelaskan
panjang lebar, hingga akhirnya, kami terpaksa harus pulang lagi dengan tangan
kosong. Menyedihkan bukan? Ya begitulah, setelah saya menceritakan apa yang
hendak saya lakukan, Ibu bidang administrasi menjelaskan bahwa surat yang masuk
itu harus disortir terlebih dahulu dangan surat-surat lain yang masuk,
untuk menunggu panggilan dari mereka berupa surat balasan
Satu hari, dua
hari tiga hari, berlalu. Saya sudah pesimis tak akan ada balasan dari pihak
kepolisian bidang Humas Polda Jabar, hingga akhirnya, saya mengehentikan
sementara aktivitas dan pencarian data untuk liputan ini. sungguh menyedihkan.
Satu minggu
berlalu, tepatnya hari apa saya lupa, yang pasti itu satu minggu lebih setelah
kedatangan saya ke Polda Jabar, sepucuk surat datang dari resort Kepolisisan
Bidang Humas datang ke meja salah satu
dosen kami di jurusan Ilmu Komunikais Jurnalistik. Tepatnya ke bapak Encep
Dulwahab S.sos M.I.Kom selaku ketua jurusan saya. Beliau memberikan surat itu
kepada pimpinan Umum Bandung Oke TV Wahyu Abdurrahman. Dan, saya baru tahu
kabar itu besoknya setelah Wahyu memposting foto berupa surat dari kepolisian
jabar digrup bandung Oke TV dengan caption “siapa yang liputan ini? hayo
lanjutkan” katanya. Berbahagialah saya.
Tiga hari
berlalu setelah surat itu datang, namun kami belum sempat datang ke polda lagi
untuk wawancara. Hingga akhirnya satu minggu berlalu, dan akhirnya saya
memenuhi panggilan kepolda jabar bersama rekan saya lagi. Winda. Kami berangkat
pagi menggunakan angkot, dan sampailah saya ditempat itu dan bertemu dengan
receptionist dan bidang administrasi Polda Humas yang sama. Setelah berbicara
dengan bidang surat menyurat, ternyataaa…. Orang yang ingin kami wawancarai
tidak sedang berada ditempat. Dan akhirnya, sia sia sudah saya datang tak dapat
wawancara, cukup menyedihkan.
Itu yang ketiga kalinya, sekarang yang kekempat kalinya kami datang
lagi. Kami datang bertiga bersama koordinator liputan, sesampainya kami disana,
ternyata orang yang ingin kami wawancari tidak ada ditempat, dikarenakan sedag
sibuk keluar kota. Sudahlah, saya sudah mulai lelah dan pesimis sekali. Dan
kami kembali dengan tangan kosong lagi. Namun, kami diberi waktu dan hari
ketika Ketua Bidang Humas sedang berarda ditempat. “baiklah, saya akan
datang lagi nanti” ucapku dalam hati
Kelima kalinya, saya datang lagi dihari yang telah ditentukan,
namun ternyata ibu bidang administrasi lupa bahwa hari tersebut adalah hari
jadi kepolisian, sehingga ketua bidang Humas harus mengahdiiri acara untuk
memberikan sambutan. Rasanyaa menyebalkaan. Kami sudah diberi harapan palsu
terus. Dan kami pulang lagi dengan menggunakan angkot, dengan tangan kosong,
dengan hati gondokan,dan menyebalkan. “Ah sudahlah, mungkin lain kali bisa”
ucapku dalam hati. Dan kami tak bersemangat lagi untuk melanjutkan kasus ini L
Entahlah, apa yang salah, hanya muncul pertanyaan, apakah selalu
pers mahasiswa itu dianggap tidak penting dan dikesampingkan? Kami sudah
memenuhi prosedur, namun karenanya tetap
saja, kami masih belum bisa mewawancari bahkan berbincang dengan seseorang yang
memilki andil penting dalam sebuah lembaga. Entahlah. Pada akhirnya aku lelah
dan menunggu saja, ketika ada panggilan untuk wawancara lagi. Sudah lima kali
loh. Lima kali bolak balik.
2.
Pengalaman Wawancara Part II
Ini pengalaman
wawancaraku yang kedua. Ceritanya sih ga panjang, tapi mungkin saya
menceritakannya lumayan panjang yaa hehe. Ini pengalaman wawancara yang terburuk yang pernah aku rasakan.
Ada tiga tokoh
utama didalamnya, pertama : Ketua PLN Humas Jabar, yang kedua Gita
Gutawa-Aktris, dan yang ketiga, Marshall Sastra-Aktor. Dan yang anehnya,
kejadian memalukan ini sama berulang-ulang untuk yang ketiga kalinya!.
Bayangkan? Ketiga kalinya : oh my god, kalian pasti berfikir kalo aku ga
belajar dari pengalaman? Iya kan? Iya sih kalo kata aku mah hiks :(
Langsung saja,
ini wawancara dengan Ketua PLN Humas Jabar, laki-laki, tinggi, putih, ganteng,
tapi saya lupa lagi siapa namanya. Waktu itu acara Earth Hour di Bandung pada
tanggal 28 Maret 2016, bertempat di Trans Studio Mall Bandung, saya dan rekan
saya akan mewawancari seputar gaya hidup hemat bijak energy yang waktu itu
pematerinya adalah ketua dari PLN Humas Jabar ini. nah, langsung setelah acara,
saya menghampirinya, dan memintanya untuk wawancara sebentar megenai materi
yang disampaikan. Nah, bersedialah akhirnya untuk diwawancara.
Setelah itu
saya langsung membawanya ke photo boot untuk background pengambilan video
wawancara, berlangsung cukup aman dan menarik pembicaraannya, kita ngobrol sana
sini, bicara tentang listrik, energy, dan semua yang berkaitan tentang PLN dan
hemat energy, tetapi, setelah wawancara
selesai, kami pergi dan mengucapkan terimakasih. Kemudian duduk, dan
melihat hasil video wawancara. Ternyata, ternyata, ternyata, mic dari kamera
tidak dapat mengeluarkan suara :(. Dengan kata lain, mic tidak masuk ke kamera, sehingga suara tidak terekam. Alhasil, hanya gambar beliau sedang berbicara
banyak hal dan tak ada satupun suara yang terkandung atau setidaknya yang
mampir dividio kita. Menyedihkan sekali. Tak mungkin bukan kalo saya kembali
meminta wawancara? Ah sial menurutku ini menyebalkan. Alhasil saya harus
mencari narasumber lain yang bisa diwawancara. Sayang sekali.
Namun, kejadian
serupa terulang. Dihari, tempat, waktu yang berbeda saya mengadiiri undangan
acara di Universitas Padjajaran Bandung Dipatiukur, saya mengikuti dengan baik
acara dari SEALS yang diadakan oleh IDE. Acara ini mengundang banyak media dan
narasumber terkenal, seperti Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, Bapak Waliota
Ridwan Kamil, Founder Tokopedia, Gita Gutawa, dan sederet artis yang hadir.
Saat itu saya mencoba untuk berlari lari mengejar Gita Gutawa utuk wawancara.
Lari dan dapatlah saya bertatap muka dengannya, dan mencoba untuk mencoba
menanyakan berbagai pertanyaan secara
ekslusif. Dan Alhamdulillah hasilnya lancar terkendali. Saya sangat senang
ketika mendapatkan video rekaman wawancara Gita Gutawa. Namun kejadian serupa
terjadi lagi. Video tanpa suara. hanya ada gambar hiks. Menyedihkan. Tak mungkin untuk
meminta ulang hasil wawancara, akhirnya saya hanya bisa diam dan bermuram durja wwkw
Untuk yang
ketiga kalinya, ini juga sama. hanya bedanya, ini baru saja terjadi pada
tanggal 03 Oktober 2016 kemarin. Yaitu wawancara dengan Marshall Sastra Host My
Trip My Adventure. Saya sudah paling depan dan paling banyak mengajukan
peratanyaan. Dan reaksi dari Marshall Sastera juga sangat antusisas. Namun,
lagi lagi terjadi, video tanpa suara. Menyedihkan :( hiks hiks . itu dia
pengalaman wawancara part dua yang menurut saya sih konyol banget, aku serasa
bodoh sekali tak belajar dari pengalaman sebelumnya. Hmmm
3.
Pengalaman Wawancara Part III
Ini pengalaman
wawancara part tiga. Wawancara terakhir ini adalah cerita wawancaraku dengan
seseorang yang tak pernah kusangka sebelumnya. Yaitu wawancara dengan ibu
Atalia Kamil selaku Istri dari Walikota Bandung Ridwan Kamil. Ceritanya dimulai
ketika saya mendapat undangan acara besar disalah satu kampus Negeri Ternama di
Bandung, yakni Universitas Padjajaran Pascasarjana Dipatiukur. Saaat itu saya
mendatangi acara keren itu bersama rekan saya. Acara itu adalah acara SEALS
yang diselenggarakan oleh IDE. Kebetulan pada saat itu ibu Atalia Kamil
menghadiri acara karena mewakili Bapak Walikota Bandung yang tidak dapat hadir
dalam acara .
Singkat cerita,
saya bersama rekan saya telah sejak lama mengincar Ibu Atalia Kamil untuk sesi
wawancara. Hingga akhirnya pagi berlalu, siang berlalu, hingga sore hari,
Atalia Kamil mendapat kesempatan berbicara didepan audiens pada jam sore hari
sekitar pukul 15.30. hingga akhirnya, saya menuyimak dan mendengar betul apa
yang dikatakan oleh nya. Sehingga saya menmperhatikan betul gerak gerik Atalia
Kamil dalam menyampaikan maternya.
Selang satu jam
kurang setelah itu, Atalia Kamil telah selesai menyelesaikan pidato dan
materinya. Saya dan rekan saya langsung bergegas untuk menghmpiri Ibu Atalia
Kamil setelah acara berlangsung. Bergegas dengan gerak cepat, namun ibu atalia
masih berada diatas panggung untuk sesi pemberian Cendera mata.
Setibanya Ibu
Atalia Kamil bergegas, turun dari panggung. Saya langsung mengahpiri dan
berkata ; “ibu, maaf boleh minta wawancaranya sebentar mengnai statement acara
ini?” tanyaku padanya. Sambil berjalan terburu buru. Kemudian ibu atalia
menoleh kepadaku dan tersenyum lalu berkata “iya boleh, hayu mau dimana”
katanya kemudian. Respect aku langsung menjawab, “di booth depan boleh bu?
Mangga saya antar”, kata ku, lalu ibu atalia mengikuti langkahku dan berdiri
didepan booth
Alhamdulillaah,
kata ku dalam hati. Ini adalah kesempatan langka, aku harus banyak mengajukan
pertanyaan. Dalam hati saya bergumam sendiri. Namun, malang sudah nasibku,
ternyata, Narasumberku diColong Orang, diambil orang. Jadi ceritanya, ketka ibu
atalia kamil sudah didepan booth, ternyata didepan booth sudah bersiap media
lain yang siap untuk mewawancarai langsung Ibu Atalia Kamil. Nama media itu
adalah “Media 7”
Entahlah, kenapa
bisa seperti itu. sepertinya, judul cerita ini adalah “Narasumberku direbut
media lain” huhuhuhuh :( sedihlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar