Dalam
dunia modern kehidupan masyarakat tidak lagi dapat dipisahkan dari jurnalistik
dan pers. Jurnalisme sastra muncul sebagai
bagian dari gerakan New Journalism yang dicetuskan oleh Tom Wolfe
Saya dan dunia ini cukup akrab
berkeliling dan mengenal satu sama lain. layaknya seorang pasangan, saya rasa
saya sudah cukup mengenal dunia ini. walau sedikit. Namun bagi saya,
Jurnalistik itu tidak hanya sebatas jurusan, tak hanya sebatas tulisan, tak
hanya sebatas untaikan kata. Namun jurnalistik adalah jiwa saya, passion saya, mungkin yang saya sukai.
Tak terluput dari sastra,
jurnalistik juga memilki kaidah dalam penulisannya, salah satu yang dianut dan
dipelajari adalah sastra. Ya, sudah sejak jaman kapan saya mengenal sastra.
Saya rasa, jaman Sekolah Dasar dulu, saya sudah mengenal sastra. Terlihat dari
apa yang saya cintai waktu itu, umur belia kala itu masih dalam tahap pecarian
jati diri untuk memulai sesuatu yang menakjubkan.
Hal ini dimulai ketika saya senang sekali
dengan “Buku Diary” itu salah satu karya tulis sastra menurutku. saya sudah
mengenal tulisan jauh sebelum saya mengenal buku diary, namun saya mengenal
sastra ketika saya menyukai kegiatan saya dalam menulis catatan dibuku diary.
Saya merasa saya menyukai puisi. Ya,
puisi juga sastra bukan? Dahulu, umur saya masih 9 tahun, tapi, saya menjadi
perwakilan utama dari sekolah untuk mengikuti perlombaan dalam ajang pembacaan
puisi. Puisi itu tak hanya untaikan kata, namun terkandung didalamnya kata-kata
yang tak semua orang tahu dan mengerti. Sebagai seorang pembaca puisi,
sepatutnya, saat itu saya dituntut untuk mengerti bahasa jurnalistik dan bahasa
sastra.
Tak hanya dalam perlombaaan ajang
pembacaan puisi saja, setelahnya, saya mendapat juara pertama untuk lomba
pembacaan puisi tingkat Sekolah Dasar. Dari situ saya mulai menyukai dunia
tulis menulis (jurnalistik) dan dunia sastra. Tak banyak, namun setelahnya,
saya terus memperdalam ilmu tulis menulis dan sastra, saya mulai sering
mengkoleksi buku diary, dan mencatat beberapa tulisan, baik itu coretan harian,
puisi, bahkan cerita pendek yang
sekiranya bagus untuk ditulis.
Setelahnya saya terus menyukai dan
mengagumi dunia ini, hingga saya duduk dibangku sekolah Menengah Pertama
disalah satu sekolah favorit didaerah saya dahulu. Saya masih menyukai tulisan,
puisi, catatan, dan lain sebagainya. Saya megikuti kelas ekstrakulikuler tulis
menulis dan pembacaan puisi.
Lagi lagi, saya diminta sekolah
untuk menjadi perwakilan sekolah dalam perlombaan baca puisi tingakat
Universitas didaerah saya waktu itu. Setelah beberapa kali dan untuk kesekian
kalinya saya mendalami dunia ini, kemudian saya diminta untuk mengikuti kelas
bercerita didepan publik, mau tak mau saya mengikutinya, yah, itung-itung untuk
nambah pengalaman berbicara. Namun, tak disangka, perjalanan saya terus
berlanjut, saya mendapat juara lagi dalam perlombaan baca puisi, hingga
akhirnya saya mulai menyukai tulis menulis sastra dan tulis menulis dalam
jurnalistik
Tak sampai disini, saya juga
melanjutkan hobi dan kecintaaan saya terhadap dunia kejurnalistikan, saya
mengikuti kelas menulis kreatif dijaman SMA Boarding School dahulu. Saya senang menulis
mading dan menghiasnya, saya senang membaca, saya senang menulis beberapa
catatan dan puisi pendek atau kalimat sepintas.
Saya juga beusaha menjadi orang yang sering datang keperpustakaan untuk mecari
beberapa catatan puisi dan cerita terbaru. Maklum tahun saya waktu itu, sekolah
saya dinobatkan sebagai sekolah yang meimiliki fasilitas perpustakaan dengan
buku terlengkap se Provinsi Banten.
Lebih gila lagi. Ini yang ingin ku
katakaan dan kuceritakan pada sesi ketika saya kemudian lulus SMA dan lanjut
kesalah satu Universitas yang entahlah saat itu saya masih bingung memilih
universitas apa. Yang terpenting, saat itu saya sudah punya tekad yang jelas
untuk mengambil mata kuliah Jurnalistik atau Sastra Inggris atau paling tidak
jurusan Sastra Indonesia. dan Alhamdulillah, Allah mengabulkan keinginku untuk
mengambil mata kuliah ini. saya diterima di jurusan ilmu komunikasi
Jurnalistik, yang memang pada dasarnya, sudah sejak lama saya menyukai jurusan
ini.
Awanya sempat down selama satu tahun, berada dijurusan ini. namun, Dari sini, dikelas ini, diangkatan
ini, dijurnalistik saya benar-benar mencintai bahkan mengagumi dunia ini.
Entahlah, sejak mulai pertama kuliah saya sudah memilki tekad yang sangat kuat
untuk aktiv dan bergelut didunia ini. hingga akhirnya, saya sangat dan bahkan
over dalam mengikuti kegiatan dan masuk
kedalam dunia ini.
Kemudian, saya mengenal sastra lebih
luas dijurusan ini, saya mengenal tata cara menulis feature dimata kuliah
penulisan feature, feature yang saya ketahui adalah karangan khas yang
tulisannya tertuju pada human interest seehingga dapat menggugah emosi pembaca,
bahasa feature yang santai, seperti sebuah cerita dan novel membuat saya sedikit
bernostalgia ketika jaman sekolah dahulu sering menulis cerpen.
Saya mengenal jurnalistik jauh jauh
hari, namun saya baru paham ketika saya masuk kedalam jurusan ini dan kemudian
menekuni jurnalistik. Pengalaman saya ketika saya masuk kedalam sebuah komunitas
yang didalamnya mengajarkan tentang bagaimana cara berbicara yang baik didepan umum,
bagaimana cara mengoperasikan kamera, bagaimana cara stand up, bagaimna cara
menulis naskah, dan bagaimana bagaimana lain yang menurut saya baru ditelinga
saya
Namun entah mengapa, semenjak
kuliah, saya sudah jarang lagi menulis puisi, saya sudah terlalu senanag bergelut
dibidang jurnalistik tv, saya sudah sibuk bergelut di organisasi organisasi, baik
intern maupun ekstern. Saya sudah terlalu
sibuk untuk menulis. Namun, tak jauh jauh dari jurnalistik, saya masih tetap
bergelut didunia ini. saya sering liputan event-event acara beasr yang ada
dikota Bandung, saya mewawancarai beeberapa tokoh ternama, salah satunya adalah
Ketua DPR RI komisi XI Dede Yusuf, Walikota Bandung Ridwan Kamil bahkan sudah
terlalu sering untuk saya wawancarai, kemudian ada Atalia Kamil, ada Musisi
Internasional Kafin Shulthan, ada Aktris Gita Gutawa, ada Ketua Bidang Humas
Polda Jabar, ada Prabu Revolusi News Anchor, ada Marshall Sastra Host, ada
Putri Indonesia 2014 dan Putri Kabupaten Bandung dan masih banyak yang lainnya,
yang tak mungkin kusebut namanya satu persatu.
Selain dijurnalistik TV, saya juga
mengenal Jurnalistik Foto dan Radio, karena saya masuk dijajaran Anggota Crew
Laboratorium Fakultas Dakwah dan Komunuikasi. Saya pernah siaran, saya juga
pernah liputan menggunakan alat-alat yang lebih canggih di Laboratorium. Selain
itu, saya juga menjadi bagian dari Organiasai Luar yang tiap minggunya saya
harus menjadi Master of Ceremony diberbagai Universitas diBandung, saya juga
menjadi ketua Divisi Komunikasi dan Informasi di Organisasi lintas kampus. Masih
masuk kedalam dunia Jurnalistik bukan? Hehe
Seperti itulah pengalaman saya
selama bergelut dibidang jurnlalistik, saya menyukai bahkan hampir mencintai
dunia ini, tapi entahlah apakah ini baik untuk saya atau tidak. Yang terpenting,
saya selalu enjoy nelakukan kegiatan apapun yang berhubungan dengan dunia
jurnalistik. Terimakasih
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Jurnalistik Sastra wkwk. Jadi maap ya berlebihan hahaa. Kayaknya kalo bukan tugas ya aku ga akan nulis wkwk.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Jurnalistik Sastra wkwk. Jadi maap ya berlebihan hahaa. Kayaknya kalo bukan tugas ya aku ga akan nulis wkwk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar