Sabtu, 16 Mei 2015

Hijab for HUMAN or ALLAH? What’s your choice??


Seiring perkembangan zaman dan era globalisasi, gaya, style, mode, fashion,  dalam berpakaian kini semakin marak dan booming digunakan. Khususnya perempuan, baik dari kalangan remaja, anak muda bahkan ibu rumah tangga sekalipun. Tak sedikit perempuan masa kini mengikuti trend dan perkambangan zaman yang semakin gencar dibicarakan di masyarakat umum. Mereka bahkan tak segan-segan mengeluarkan banyak ‘materi’ hanya untuk hal yang satu ini.
 Namun, seiring fashion menjalar, banyak pula kaum hawa yang saat ini telah meng -gunakan hijab. Hingga sekarang ini, sudah banyak mode dan jenis-jenis hijab yang ramai dan famous di gunakan oleh makhluk yang bernama perempuan. Tak asing pula trend berbagai macam hijab kini bermunculan baik didunia nyata atau hanya didunia telusur. Namun, apakah itu semua dijadikan alasan untuk berhijab? apakah  orientasinya hanya untuk mengikuti mode dan gaya saja? Atau sungguh sungguh atas dasar perintah-Nya?? Lantas? Sebenernya utuk apa hijab itu?
Setiap jilbab adalah hijab, tapi tidak semua hijab itu jilbab. Sebagaimana yang tampak. Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain, al-hijab adalah benda yang menutupi sesuatu. Hijab menurut al-qur’an artinya penutup secara umum, bisa berupa tirai pembatas, kelambu, papan pembatas, dan pembatas atau aling-aling lainnya. Memang terkadang kata hijab dimaksudkan untuk kata jilbab. Adapun makna lain dari hijab adalah sesuatu yang menutupi atau menghalangi dirinya. Hijab juga bisa digunakan sebagai pembatas interaksi saat sedang syuro. Pernah lihat ada yang rapat dengan menggunakan hijab?
Nah, jilbab ialah pakaian yang longgar dan dijulurkan keseluruh tubuh hingga mendekati tanah sehingga tidak membentuk lekuk tubuh. Hal ini tertuang dalam perintah Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka…”. Secara terminologi, dalam kamus yang dianggap standar dalam bahasa arab, jilbab adalah selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepala, dada, dan bagian belakang tubuhnya.
Bagaimana? Whats your chice? Hijab untuk manusia? Atau hijab untuk Allah? Berhijab itu hukumnya wajib, murni atas dasar perintah Allah. Kita bukan harus menyempurnakan akhlak dulu baru berhijab, tapi berhijablah dan perbaiki akhlak setelahnya. Kewajiban menutup aurat dimulai ketika kita sudah baligh, bukan menunggu saat kita sudah baik.
Lalu? Sudahkah jilbabmu seperti yang diperintahkan? Yang disyaratkan hingga menutupi dada (Q.S An-Nur 31) dan disyaratkan lebar, tidak transparant, tidak ketat dan terulur keseluruh tubuh? (Q.S Al-Ahzab 59). jilbab itu untuk meraih ridho Allah bukan decak kagum khalayak, serta bukan pula untuk trend dan mode saja.
Panjangkan kerudung, lebarkan jilbab demikian akan sempurna HIJAB, sederhanakan pakaian. Berpaling dari mode mungkin membuatmu terasing, tapi, bukankah rasul telah katakan : “beruntunglah orang-orang yang terasing?? islam muncul dalam keadaan asing dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu” (H.R Muslim)
Hijab (jilbab) bukan hanya sekedar selembar kain yang ditutupkan diatas kepala. Hijab bukan semata-mata penutup rambut seperti yang dianggap oleh banyak orang dalam islam. Pemahaman tentang hijab yang demikian adalah salah.
Apabila orang islam sendiri tidak menghormati pakaian yang disyariatkan islam, lantas, bagaimana orang yang beragama lain akan hormat pada pakaian orang islam? Dengan demikian, mari kita mencoba untuk berjilbab sesuai dengan ketentuan tuntutan agama kita, bukan hanya sekedar tuntutan mode daan gaya saja. Semoga Allah memudahkan dan senantiasa menunjukan apa-apa yang dibenarkannya Amiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuliah pusing, kerja pusing, pengen nikah aja. Eh, pas nikah pusing juga, pengen nikah lagi?

Banyak anak-anak muda zaman sekarang yang menganggap bahwa pernikahan adalah salah satu solusi tepat dan cepat untuk menyelesaikan sebu...